:::...MAU DESAIN GEDUNG...:::

Saya Siap Membantu Semua Desain Arsitektur Yang Anda Butuhkan.

( Rumah Tinggal, Kantor, Ruko, Hotel, Apartment, Villa, Plaza, Toko,Gudang Dll )

Hanya 3 proses saja Impian anda akan terwujud ikuti langkah-langkahnya dibawah ini……………

ANDA SENANG SAYA SENANG

- Biaya desain sangat murah, jauh dibawah harga normal.
- Tata letak ruangan di dalam rumah akan lebih teratur
- Memanfaatkan secara maksimal luas lahan.
- Efisien karena konsultasi dapat dilakukan dimanapun Anda / Klien berada.

Desain yang akan Anda / Klien dapatkan meliputi :

- Lay Out
- Site Plan
- Denah lt. 01, dst
- Tampak Depan & Samping
- Potongan A-A & B-B
- Perspektif 1 View

( Semua pengerjaan secara digital atau cetak kertas A3 )

Gratis untuk Anda / Klien yang menggunakan jasa kami :

- 2 (dua) kali revisi gambar (bukan revisi total)
- 2 (dua) kali konsultasi via email/sms/chat/call : 08121795425
- Biaya kirim melalui TiKi di Indonesia
- Desain-desain untuk keperluan tempat ibadah/sosial hanya kena biaya cetak & kirim

Hari Ini Fee Desain : Rp. 20.000,- per m²

Minimal Luas Bangunan 400 m2

< 400 m2 = 400 m2

Bila menghendaki gambar kerja lebih detail

harga nego

Proses Kerja

Untuk mendesain rumah Anda dengan order online, maka berikut tahap proses yang akan dilakukan :

I. Data dari Anda / Klien :

- Ukuran tanah : 20 x 20 = 400 m²

- Jumlah, ukuran dan fungsi ruang (misalnya Anda / Klien menginginkan nanti ruangannya apa aja, bangunannya 2 lantai, ada dapur teras r tamu dll) kalau bisa lampirkan foto/gambar bangunan sebagai pendekatan

- Peraturan bangunan dari lokal dan pemerintah daerah (misalnya garis sepadan bangunan)

- Peta Lokasi ( Arah Mata Angin, posisi lahan ada di mana )

* ANDA SCAN KIRIM EMAIL KE : onarsitek@yahoo.com

Beritahu saya sms ke : 08121795425

II. Analisa dari Kami

- Perkiraan luas bangunan : Mis : 600 m² (Untuk Teras, Selasar dihitung 50 %nya )

Perkiraan biaya :

Rp. 20.000,- / m² x 600 m² = Rp. 12.000.000,-

- Kami sampaikan biaya yang harus Anda / Klien bayarkan dan kami akan kirimkan desain awal rumah dalam format jpg / gif via email untuk ditanggapi

- Setelah Anda / Klien setuju, lakukan transfer ke rekening kami sejumlah 50% dari perkiraan biaya :

Rp. 12.000.000 x 50% = Rp. 6.000.000,-

- Kirim konfirmasi pembayaran melalui email/sms ke 08121795425

berupa : *Nama*tanggal transfer*Nominalnya*.

Misal : *Budi*25/03/09*6.000.000*

* HUB SAYA – NEGO – ANDA TRANSFER KE : BNI 46 Cab. Unair Surabaya – 9025202-1

III. Gambar Paket

- Kami kerjakan kurang lebih 2 (dua) minggu (tergantung tingkat kesulitan),

- Selesai dan kondisi akhir luas bangunan 500 m² (termasuk luas teras,selasar dihitung 50 % ) dengan perhitungan biaya :

Total biaya akhir = Rp. 20.000,- / m² x 500 m²

= Rp.10.000.000,-

Sisa pembayaran = Rp.10.000.000,- - Rp. 6.000.000,-

= Rp. 4.000.000,-

- Setelah Desain selesai saya beritahu anda dan kirim format JPG lewat email.

- Anda / Klien melakukan pembayaran sisa transfer

ke rekening kami sejumlah Rp. 4.000.000,-

- Setelah transfer saya terima maka gambar akan saya cetak A3 dan saya kirim ke alamat anda

Selesai

TERIMA DISAIN YANG SIAP MEWUJUDKAN IMPIAN ANDA

Cepat Wujudkan IMPIAN ANDA Dengan 3 Proses diatas.

Kontak Saya :

ARSITEKTUR ONLINE

Rachmat Prasetyo, ST

Arsitek

08121795425

Jl. Jojoran I-G/11 Surabaya

Selasa, 19 Januari 2010

DESAIN RUMAH MINIMALIS IDOLA PASAR PROPERTY

Desain rumah minimalis banyak menjadi pilihan orang. Sederhana dan elegan, itulah di antara alasan dari mereka. Mereka yang mementingkan hal-hal yang esensial dan fungsional memang layak memilih desain rumah minimalis.

Desain Rumah Minimalis Sangat Digemari

Desain Rumah Minimalis Sangat Digemari

Mereka yang memiliki filosofi “sedikit tapi bermutu” juga pantas memilih desain rumah minimalis. Ruang-ruang rumah banyak dibiarkan lega sebagai bagian dari interior, dan tak banyak barang sehingga mudah dibersihkan.

Desain rumah minimalis terus berkembang. Saat ini juga telah hadir konsep baru dari desain minimalis yaitu modern minimalis. Desain ini menggunakan kolaborasi desain modern dan minimalis. Pendekatan multiguna dan kontemporer lebih diutamakan pada desain. Unsur dekoratif desain rumah tidak lagi hanya mengandalkan bentuk-bentuk bidang seperti kubus dan balok, tetapi juga unsur-unsur lain seperti kerucut dan silinder.

Desain Rumah Minimalis Sangat Digemari

Desain Rumah Minimalis Sangat Digemari

Masyarakat urban juga mendapat alternatif pilihan konsep bangunan tropis yang dikemas dalam wujud minimalis. Konsep ini dinilai cocok diterapkan pada lahan yang terbatas di perkotaan. Dengan mengadopsi desain itu, seseorang bisa mendapatkan tempat tinggal yang nyaman, dan privasi terjaga.

Desain Rumah Minimalis Sangat Digemari

Desain Rumah Minimalis Sangat Digemari

Sebagai contoh penerapannya, jendela-jendela kaca dan lubang udara dipasang pada dinding muka dan dinding belakang rumah agar sirkulasi udara segar lancar dan memudahkan cahaya alami masuk dan menegaskan kesan ‘merangkul ruang luar’.

Ciri khas desain tropis bisa dihadirkan melalui bentuk atap pelana dan kanopi yang dapat meredam teriknya sinar matahari. Atap ini juga apik jika dipadukan dengan dinding transparan yang dirancang ‘menyeruak’ ke luar dari atap.

Penggunaan bahan alami seperti batu yang melapisi dinding muka dan lantai teras dipadukan dengan material pabrikasi seperti kanopi baja serta genteng datar akan mempertegas gaya harmonis tropis minimalis.

Apakah Anda seorang yang cocok punya rumah bergaya minimalis? Cobalah cek di kamar tidur atau di ruang tamu Anda. Berapa banyak barang yang tidak esensial di situ? Jika Anda suka mengoleksi hiasan dan sovenir dan memajangnya di ruang tamu atau kamar, mungkin Anda tidak cocok dengan gaya rumah minimalis.

Apalagi, kalau Anda seorang kolektor barang antik, jangan memaksakan diri membuat rumah berdesain minimalis. Nah, jika Anda suka meja makan yang selalu bersih dan hanya tersedia makanan di saat makan, Anda cocok punya rumah minimalis.

Hal-hal itu bisa menjadi pijakan ketika hendak membeli rumah dari pengembang. Sebab, pasokan rumah kelas menengah-bawah dari para pengembang umumnya akhir-akhir ini bergaya minimalis.

Akankah desain rumah modern minimalis masih akan jadi tren dalam beberapa tahun mendatang?

“Desain minimalis masih tetap diminati hingga saat ini dan juga dalam beberapa tahun mendatang. Bahkan, jika situasi krisis global pulih, desain minimalis akan semakin menjadi karya yang mahal dengan bahan material terbaik,” ujar Budi A Sukada, mantan Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI).

Ada beberapa faktor yang membuat desain rumah modern minimalis tetap ngetren dalam beberapa tahun mendatang. Di antaranya, menurut Budi, arsitek dan desainer Indonesia masih akan berkiblat pada tren mode di luar negeri yang menyukai desain minimalis. Pendek kata, arsitek dalam negeri masih akan mengikuti tren di luar negeri dan belum bisa kreatif.

Desain Rumah Minimalis Sangat Digemari

Desain Rumah Minimalis Sangat Digemari

Sebenarnya, lanjut dia, sangat mungkin karya desain untuk interior hunian selalu berubah setiap tahun. Sebaliknya, arsitektur gedung yang membutuhkan rancangan yang lama, hanya dapat berubah setiap 10 tahun sekali.

“Desain minimalis selalu menjadi pembicaraan hangat, dan banyak arsitek yang mempercantik pola tampilan modern minimalis pada residensial untuk menambah nilainya,” kata dosen Fakultas Teknik Universitas Tarumanegara itu.

Sayangnya, lanjut Budi, pada umumnya arsitek di Indonesia tidak kreatif dan hanya ikut-ikutan konsep di negara lain. “Saat ini tidak ada gagasan kreatif dan fundamental dari para arsitek Tanah Air dalam mengembangkan properti. Negara-negara Adidaya selalu bisa menekan kreativitas negara lainnya yang lebih lemah termasuk dalam dunia arsitektur,” kata Budi mengeluh.

Beberapa arsitek sudah memadukan desain minimalis modern dan ramah lingkungan. Konsep hunian ramah lingkungan saat ini juga menjadi pembicaraan hangat. Sayangnya, konsep ini baru hanya simbolik saja dan tidak benar-benar diterapkan dengan baik.

“Saya lebih setuju dengan konsep desain minimalis terutama dengan menggunakan bahan material ramah lingkungan. Jika arsitek bisa ‘bermain’ dengan bagus pada bahan material ini, properti yang dihasilkan akan memiliki nilai jual yang tinggi,” ujarnya.

Budi menilai, tren desain interior dan arsitektural gedung saat ini sangat bergantung pada bahan material yang digunakan seperti keramik, kayu, cat, dan marmer. “Kreativitas dalam mendesain bisa muncul dengan memanfaatkan bahan bangunan. Jika melihat kecenderungan bahan material yang semakin bagus dan lengkap saat ini, semestinya arsitek bisa menciptakan gagasan baru dan unik. Jadi, meskipun memakai konsep minimalis, hunian bisa terlihat besar dan mewah,” ujar Budi.

ARTI ARSITEKTUR

Defenisi Pengertian Arsitektur

Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.

Ruang lingkup dan keinginan

Menurut Vitruvius di dalam bukunya De Architectura (yang merupakan sumber tertulis paling tua yang masih ada hingga sekarang), bangunan yang baik haruslah memilik Keindahan / Estetika (Venustas), Kekuatan (Firmitas), dan Kegunaan / Fungsi (Utilitas); arsitektur dapat dikatakan sebagai keseimbangan dan koordinasi antara ketiga unsur tersebut, dan tidak ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya. Dalam definisi modern, arsitektur harus mencakup pertimbangan fungsi, estetika, dan psikologis. Namun, dapat dikatakan pula bahwa unsur fungsi itu sendiri di dalamnya sudah mencakup baik unsur estetika maupun psikologis.

Arsitektur adalah bidang multi-dispilin, termasuk di dalamnya adalah matematika, sains, seni, teknologi, humaniora, politik, sejarah, filsafat, dan sebagainya. Mengutip Vitruvius, "Arsitektur adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi dengan proses belajar: dibantu dengan penilaian terhadap karya tersebut sebagai karya seni". Ia pun menambahkan bahwa seorang arsitek harus fasih di dalam bidang musik, astronomi, dsb. Filsafat adalah salah satu yang utama di dalam pendekatan arsitektur. Rasionalisme, empirisisme, fenomenologi strukturalisme, post-strukturalisme, dan dekonstruktivisme adalah beberapa arahan dari filsafat yang mempengaruhi arsitektur.

Teori dan praktek

Pentingnya teori untuk menjadi rujukan praktek tidak boleh terlalu ditekankan, meskipun banyak arsitek mengabaikan teori sama sekali. Vitruvius berujar: "Praktek dan teori adalah akar arsitektur. Praktek adalah perenungan yang berkelanjutan terhadap pelaksanaan sebuah proyek atau pengerjaannya dengan tangan, dalam proses konversi bahan bangunan dengan cara yang terbaik. Teori adalah hasil pemikiran beralasan yang menjelaskan proses konversi bahan bangunan menjadi hasil akhir sebagai jawaban terhadap suatu persoalan. Seorang arsitek yang berpraktek tanpa dasar teori tidak dapat menjelaskan alasan dan dasar mengenai bentuk-bentuk yang dia pilih. Sementara arsitek yang berteori tanpa berpraktek hanya berpegang kepada "bayangan" dan bukannya substansi. Seorang arsitek yang berpegang pada teori dan praktek, ia memiliki senjata ganda. Ia dapat membuktikan kebenaran hasil rancangannya dan juga dapat mewujudkannya dalam pelaksanaan".

Sejarah arsitektur

Arsitektur lahir dari dinamika antara kebutuhan (kebutuhan kondisi lingkungan yang kondusif, keamanan, dsb), dan cara (bahan bangunan yang tersedia dan teknologi konstruksi). Arsitektur prasejarah dan primitif merupakan tahap awal dinamika ini. Kemudian manusia menjadi lebih maju dan pengetahuan mulai terbentuk melalui tradisi lisan dan praktek-praktek, arsitektur berkembang menjadi ketrampilan. Pada tahap ini lah terdapat proses uji coba, improvisasi, atau peniruan sehingga menjadi hasil yang sukses. Seorang arsitek saat itu bukanlah seorang figur penting, ia semata-mata melanjutkan tradisi. Arsitektur Vernakular lahir dari pendekatan yang demikian dan hingga kini masih dilakukan di banyak bagian dunia.

Permukiman manusia di masa lalu pada dasarnya bersifat rural. Kemudian timbullah surplus produksi, sehingga masyarakat rural berkembang menjadi masyarakat urban. Kompleksitas bangunan dan tipologinya pun meningkat. Teknologi pembangunan fasilitas umum seperti jalan dan jembatan pun berkembang. Tipologi bangunan baru seperti sekolah, rumah sakit, dan sarana rekreasi pun bermunculan. Arsitektur Religius tetap menjadi bagian penting di dalam masyarakat. Gaya-gaya arsitektur berkembang, dan karya tulis mengenai arsitektur mulai bermunculan. Karya-karya tulis tersebut menjadi kumpulan aturan (kanon) untuk diikuti khususnya dalam pembangunan arsitektur religius. Contoh kanon ini antara lain adalah karya-karya tulis oleh Vitruvius, atau Vaastu Shastra dari India purba. Di periode Klasik dan Abad Pertengahan Eropa, bangunan bukanlah hasil karya arsitek-arsitek individual, tetapi asosiasi profesi (guild) dibentuk oleh para artisan / ahli keterampilan bangunan untuk mengorganisasi proyek.

Pada masa Pencerahan, humaniora dan penekanan terhadap individual menjadi lebih penting daripada agama, dan menjadi awal yang baru dalam arsitektur. Pembangunan ditugaskan kepada arsitek-arsitek individual - Michaelangelo, Brunelleschi, Leonardo da Vinci - dan kultus individu pun dimulai. Namun pada saat itu, tidak ada pembagian tugas yang jelas antara seniman, arsitek, maupun insinyur atau bidang-bidang kerja lain yang berhubungan. Pada tahap ini, seorang seniman pun dapat merancang jembatan karena penghitungan struktur di dalamnya masih bersifat umum.

Bersamaan dengan penggabungan pengetahuan dari berbagai bidang ilmu (misalnya engineering), dan munculnya bahan-bahan bangunan baru serta teknologi, seorang arsitek menggeser fokusnya dari aspek teknis bangunan menuju ke estetika. Kemudian bermunculanlah "arsitek priyayi" yang biasanya berurusan dengan bouwheer (klien)kaya dan berkonsentrasi pada unsur visual dalam bentuk yang merujuk pada contoh-contoh historis. Pada abad ke-19, Ecole des Beaux Arts di Prancis melatih calon-calon arsitek menciptakan sketsa-sketsa dan gambar cantik tanpa menekankan konteksnya.

Sementara itu, Revolusi Industri membuka pintu untuk konsumsi umum, sehingga estetika menjadi ukuran yang dapat dicapai bahkan oleh kelas menengah. Dulunya produk-produk berornamen estetis terbatas dalam lingkup keterampilan yang mahal, menjadi terjangkau melalui produksi massal. Produk-produk sedemikian tidaklah memiliki keindahan dan kejujuran dalam ekspresi dari sebuah proses produksi.

Ketidakpuasan terhadap situasi sedemikian pada awal abad ke-20 melahirkan pemikiran-pemikiran yang mendasari Arsitektur Modern, antara lain, Deutscher Werkbund (dibentuk 1907) yang memproduksi obyek-obyek buatan mesin dengan kualitas yang lebih baik merupakan titik lahirnya profesi dalam bidang desain industri. Setelah itu, sekolah Bauhaus (dibentuk di Jerman tahun 1919) menolak masa lalu sejarah dan memilih melihat arsitektur sebagai sintesa seni, ketrampilan, dan teknologi.

Ketika Arsitektur Modern mulai dipraktekkan, ia adalah sebuah pergerakan garda depan dengan dasar moral, filosofis, dan estetis. Kebenaran dicari dengan menolak sejarah dan menoleh kepada fungsi yang melahirkan bentuk. Arsitek lantas menjadi figur penting dan dijuluki sebagai "master". Kemudian arsitektur modern masuk ke dalam lingkup produksi masal karena kesederhanaannya dan faktor ekonomi.

Namun, masyarakat umum merasakan adanya penurunan mutu dalam arsitektur modern pada tahun 1960-an, antara lain karena kekurangan makna, kemandulan, keburukan, keseragaman, serta dampak-dampak psikologisnya. Sebagian arsitek menjawabnya melalui Arsitektur Post-Modern dengan usaha membentuk arsitektur yang lebih dapat diterima umum pada tingkat visual, meski dengan mengorbankan kedalamannya. Robert Venturi berpendapat bahwa "gubuk berhias / decorated shed" (bangunan biasa yang interior-nya dirancang secara fungsional sementara eksterior-nya diberi hiasan) adalah lebih baik daripada sebuah "bebek / duck" (bangunan di mana baik bentuk dan fungsinya menjadi satu). Pendapat Venturi ini menjadi dasar pendekatan Arsitektur Post-Modern.

Sebagian arsitek lain (dan juga non-arsitek) menjawab dengan menunjukkan apa yang mereka pikir sebagai akar masalahnya. Mereka merasa bahwa arsitektur bukanlah perburuan filosofis atau estetis pribadi oleh perorangan, melainkan arsitektur haruslah mempertimbangkan kebutuhan manusia sehari-hari dan menggunakan teknologi untuk mencapai lingkungan yang dapat ditempati. Design Methodology Movement yang melibatkan orang-orang seperti Chris Jones atau Christopher Alexander mulai mencari proses yang lebih inklusif dalam perancangan, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Peneilitian mendalam dalam berbagai bidang seperti perilaku, lingkungan, dan humaniora dilakukan untuk menjadi dasar proses perancangan.

Bersamaan dengan meningkatnya kompleksitas bangunan,arsitektur menjadi lebih multi-disiplin daripada sebelumnya. Arsitektur sekarang ini membutuhkan sekumpulan profesional dalam pengerjaannya. Inilah keadaan profesi arsitek sekarang ini. Namun demikian, arsitek individu masih disukai dan dicari dalam perancangan bangunan yang bermakna simbol budaya. Contohnya, sebuah museum senirupa menjadi lahan eksperimentasi gaya dekonstruktivis sekarang ini, namun esok hari mungkin sesuatu yang lain.

MASA & RUANG DALAM ARSITEKTUR

Massa dan Ruang dalam Arsitektur


Massa dan Ruang dalam Arsitektur

Teori ini didasarkan pada pendapat bahwa arsitektur itu harus didekati dari perasaan, jadi ada dialog antara lingkungan dan jiwa kita. Jadi ruang menurut kelompok ini, adalah adanya dialog antara lingkungan dengan kita dalam arti 3 demensi. Tokohnya adalah Robert Vischer dan Theodor Lipps, mengatakan bahwa ada 2 ukuran yang dibedakan untuk menilai, yaitu 1) Optical observation, bentuk adalah bentuk; dan 2) Aesthetical observation, hanya menekankan pada isi. Kemudian Theodor Lipps juga membedakan ruang menjadi 2, ialah 1) Ruang geometric; dan 2) Ruang aesthetic.
August Schmarsow, mempertegas apa yang dimaksud dengan ide dan ruang serta bentuk dan ruang. Menurut August Schmarsow bentuk, adalah hasil dari ide. Karena bergerak pad aide, kemudian membedakan 3 macam ruang, yaitu 1) Ruang yang tactile (tangible); 2) Ruang yang mobile; dan 3) Ruang yang visual. August Schmarsow melihat, bahwa kalau kita ingin mengcreate ruang, kita harus puny aide dan harus didasarkan pada konsep-konsep dasar yang nantinya dapat direalisasikan pada 3 dasar ruang tersebut di atas.
Alois Riegl, adalah yang menemukan teori mengenai artistic volition (pengalaman). Kita menangkap bentuk kalau kita berpengalaman. Artistic volition tidak tergantung dari pada bahan, cuaca maupun keadaan geografis, tetapi banyak tergantung pada tujuan bahan mentah dan teknik. Karena dasarnya adalah vision, maka artistic volition hanya digunakan atau dikenakan pada elemen-elemen yang formal dapat ditangkap secara optis. Dengan demikian, artistic volition hanya memperhatikan beberapa unsur saja, yakni 1) warna (color); 2) ruang (space); 3) bidang (plane); dan 4) garis besar secara keseluruhan (outline).

Empathy to Planar Vision
Tokohnya adalah Heinrich Wolfflin dengan anthropomorphic psysiognomy, yang dasar falsafahnya adalah suatu kepercayaan bahwasannya satu bentuk manusia lebih tinggi dari bentuk apapun di dunia. Jadi semua patokan-patokan perencanaannya didasarkan dari bentuk manusia, dengan demikian Heinrich Wolfflin dapat dikatakan selalu menekankan massa sebagai dasar dari arsitektur. Emphaty, adalah suatu projeksi imaginative dari suatu pikiran yang subjektif kepada suatu objek.
Oleh karena itu, pada akhir abad ke-19 terdapat 2 sekolah arsitektur, yaitu 1) Yang berpendapat dan mempertahankan idea dari ruang; dan 2) Adalah sekolah yang menggunakan pendekatan anthropomorphic symbolism. Heinrich Wolfflin lama-lama dasar pemikirannya berubah karena pengaruh Adolf Hildebrand, dari pemikiran interpretasi psikologi kebentuk visual yang formal. Ada 5 rumusan yang dikembangkan oleh kelompok ini (Heinrich Wolfflin, Adolf Hildebrand, dan Alois Riegl) sesuai dengan perkembangan arsitektur pada waktu itu, antara lain adalah:
1) The urge for the gigantic. Suatu pendekatan arsitektur yang didaktis (kolosal), misal piramida, kolom-kolom yang ada di kuil-kuil besar-besar. Akan tetapi, ruang-ruangnya kurang memberikan dampak disebut kosong.
2) The wishful reading of cubic reality as a plane. Perkembangan arsitektur yang mulai dengan bidang-bidang (kubus).
3) The cosmic view of the universe as a finite whole. Pandangan kosmis di Barat lebih luas, dengan batasan teori keterbatasan alam.
4) The fear of large open space. Adanya perasaan takut pada ruang yang besar, kita tahu pada jaman itu kekuasaan raja sangat mutlak, maka dikembangkan ruang-ruang yang besar. Ada pendapat ruang-ruang yang besar tidak mengenakkan suasana.
5) The drive to stuff empty surface of walls with decoration in most dwellings. Menghilangkan ornamen, dekorasi maupun hiasan dinding pada tempat tinggal (rumah). Kalau kita perhatikan pada jaman itu, tidak ada tembok yang kosong, semua diisi dengan dekorasi, lukisan, dan lain sebagainya.

Pernyataan Massa dan Ruang
Tokoh yang mencoba mengungkapkan teori ini, adalah Brinckmann. Rumusannya banyak memasukkan idea ruang ke dalam urban interior. Brinckmann menyatakan manifestasi dari bagian exterior massa arsitektur adalah hasil kemudian daripada penyelesaian ruang dalam yang ada di dalamnya. Arsitektur yang baik, adalah arsitektur yang memanifestasikan integrasi ruang luar dan ruang dalam. Dengan analisa dan perkembangan yang telah dipikirkan oleh Brinckmann, kemudian mengintroduksi beberapa istilah penting dalam arsitektur, adalah:
Raumbildung (space – formation);
Raumfassung (spatial framing);
Raumanschauung (spatial intuition)
Raumwirkung (spatial effect);
Raumgestaltung (spatial design);
Raumgefuhl (feeling for space); dan
Raumanordnung (spatial disposition).

Bernini, adalah seorang tokoh yang mencoba mengetrapkan teorinya pada ruang-ruang yang ada dalam kota. Bernini mencoba menyatukan ruang yang dibina dalam kota dengan ruang yang ada di dalam bangunan.
Tokoh lain, adalah Frankl. Frankl tidak puas dengan pendapat yang ada pada waktu itu, karena ingin melihat sebetulnya bagaimana perkembangan daripada ruang itu sendiri. Kemudian Frankl menulis morphology daripada ruang (morphology= urutan terjadinya ruang). Untuk mengetahui morphology ruang perlu 3 langkah penelitian di dalam arsitektur, ialah:
1) Historical scientific research of data. Data-data sejarah, untuk ini harus diadakan penelitian;
2) A theoretical framework of idea. Setelah punya data, kita harus punya kerangka ide (pola pemikiran) yang teoritis; dan
3) Application of these ideas ti the historical facts. Setelah keduanya kita dapatkan lalu digabungkan.
Frankl juga menyimpulkan bahwa ada 4 buah kategori bentuk, ialah 1) spatial form (bentuk spasial ruang); 2) corporeal form (bentuk pasif/bentuk nyata); 3) visual form (bentuk visual); dan 4) purposive intention (bentuk yang mempunyai tujuan).

Ruang Organik dan Geometrik
Tokohnya adalah Erich Mendelsohn. Yang menyimpulkan dari penelitiannya bahwa expressionism dibina oleh 3 macam arsitek, adalah:
1) Adalah mereka yang memegang prinsip crystalline symbolists yang mengagungkan simbolik, mengagungkan pengalaman ideal di atas keadaan yang realistis;
2) Adalah arsitek yang selalu menggunakan analisis ruang (dikelompokkan dalam arsitek intelektual); dan
3) Adalah kelompok arsitek yang mencari bentuk dari bahan dan konstruksi (bahwasannya ada teori elastis, bahannya elastis).
Ekspresionisme menurut Erich Mendelsohn harus memenuhi ketiga-tiganya, ekspresionisme sangat terkenal sebelum tahun 1920-an, cepat tumbuh cepat mati, tahun 1923 ekspresionisme mati. Erich Mendelsohn adalah orang yang dimanis. Oleh karena itu, konsep arsitektur menurutnya harus memenuhi konsep dinamis dan fungsional. Dengan demikian, arsitektur dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok, yaitu 1) Satis, berarti menggunakan struktur-struktur yang rasional, yang disebut kelompok klasik; 2) Dinamis, menggunakan struktur-struktur emotional gothic; dan 3) Elastis, menggunakan struktur-struktur yang hidup.

Teori Untuk Arsitektur Hari Depan
Kalau kita ingin menjadi arsitek dihari depan, kita harus berpindah dari konsep dasar falsafah crystalline ke organic, yakni 1) Kita harus tetap memperhatikan koordinat, karena koordinat ini sebetulnya adalah titik tolak daripada susunan dari arsitektur, kita harus memperhatikan style yang lalu sampai sekarang; 2) Kita harus memperhatikan geometri; dan 3) Kita harus memperhatikan organic mulai dari tahap pendekatan intuitif sampai dengan analisis.
Theo van Doesburg menulis satu pengertian dasar yang menyinggung mengenai hakekat pendapat yang bergerak dari dasar ekspresi massa ke ekspresi ruang. Pada tahun 1925, Theo van Doesburg merumuskan hukum-hukum ruang yang ternyata menemukan banyak variasi dan variasi itu tidak terhingga menurutnya. Beberapa rumusan/patokan ruang yang dapat diajukan antara lain, sebagai berikut:
1) Spatial kontras, ruang-ruang tersebut dapat dikontraskan;
2) Spatial desonan, dimana ruang-ruang tersebut dapat desonan jadi tidak harmonis; dan
3) Spatial komplemen, ada ruang yang komplemen yang mendukung.
Teori elementarisme dari Theo van Doesburg:
Didasarkan pada pendapat yang lebih dinamik, bidang horizontal dan vertikal tidak memuaskan,karena terlalu statis dan pengungkapannya banyak menuju ke arah regional. Jadi Theo van Doesburg mencoba elemen di dalam ruang, mencoba mendapatkan ruang yang dinamis.
Tokoh yang lain, adalah Eleazer Lissitzky, lebih moderat dan dapat mengerti teori ruang dari Malevich, salah satu tokoh arsitektur dari Rusia, yang merumuskan suprematisme pada tahin 1913. Menurut Eleazer Lissitzky ada dua cara untuk merencanakan, yaitu 1) melalui ruang; dan 2) melalui bahan.
Bagaimanapun juga menurutnya bentuk harus direncanakan sesuai dengan gerak dalam ruang. Tahun 1925, Eleazer Lissitzky mengajukan beberapa teori ruang, antara lain:
1) Planimetric Space. Ruang ini dapat dibentuk dari dua dimensional (secara fisik melalui bidang-bidang dua dimensional).
2) Perspective Sapace. Ruang ini dapat dibentuk dengan menggunakan titik temu pyramid atau kerucut. Di sini ruang selalu dibatasi.
3) Irrational Space. Ruang ini dapat menggunakan ruang perspektif dalam jumlah yang tak terhingga.
4) Imaginary Space. Ruang ini dapat diperoleh/diproduksikan melalui film, di sini tidak ada space sesungguhnya.
Le Corbusier seorang arsitek dari Prancis mengatakan, bahwa estetika arsitektur didapat dari simplicity dan clarity (kesederhanaan dan kejelasan), dari banayk fenomena keindahan dari unsur-unsur arsitektur. Kemudian Le Corbusier menguranginya menjadi 4 kategori: 1) Massa; 2) Bidang; 3) Denah (plan); dan 4) Garis-garis yang menentukan.
Dengan demikian hanya menggunakan bentuk-bentuk elementer, antara lain: 1) Kubus; 2) Piramida: dan 3) Kerucut.
Tokoh lain, ialah Andre Lurcat, mengatakan bahwa arsitektur hanya ditentukan oleh 4 elemen, di antaranya: 1) Isi; 2) Permukaan; 3) Ruang; dan 4) Cahaya. Pada bagian lain, Vladimir Tatlin, pada tahun 1919 merumuskan mengenai ruang, ialah: 1) Volume; 2) Bahan; dan 3) Konstruksi.
Berlage, menolak satu pendekatan arsitektur dari luar ke dalam, ingin arsitektur ditempatkan dari dalam baru ke luar. Oleh karena itu, Berlage merumuskan beberapa dasar pendekatan dari hasil pemikirannya mengenai style-style baru, ialah:
1) Dasar dari semua komposisi adalah geometri, gerakan yang modern itu unity;
2) Semua karakteristik dari style-style yang lama harus ditolak; dan
3) Bentuk arsitektur harus dikembangkan dengan memperhatikan fungsi.
Ada seorang teoris yang mencoba memberikan warna pada Modern Architecture, ialah M. Schindler. Pada tahun 1912, menulis buku Manifesto, ada butir-butir yang perlu diketahui, adalah:
1) Bahwa alat arsitektur dalam seni adalah ruang;
2) Ruang merupakan bahan mentah, jadi ruang merupakan bahan mentah dari arsitektur; dan
3) Menekankan pada keuntungan, bila kita menggunakan fungsi sebagai dasar perencanaan.
Tokoh lain dari Amerika, adalah Louis Sullivan, mencari bentuk asli melalui pemikiran genetik mekanistik (tingkah laku dari manusia), kemudian dapat merumuskan Form Follow Function. Di sini ruang sangat penting sekali, karena bentuk massanya mengikuti fungsi, jadi kebalikannya. Teori ini juga disebut bentuk komplementer (Complementary form).
Source : Antariksa

ARSITEKTUR GAYA KONTEMPORER

Gaya Kontemporer adalah istilah yang bebas dipakai untuk sejumlah gaya yang berkembang antara tahun 1940-1980an. Gaya kontemporer juga sering diterjemahkan sebagai istilah arsitektur modern (Illustrated Dictionary of Architecture, Ernest Burden).

Walaupun istilah kontemporer sama artinya dengan modern atau sesuatu yang up to date, tapi dalam disain kerap dibedakan. Istilah ini digunakan untuk menandai sebuah disain yang lebih maju, variatif, fleksibel dan inovatif, baik secara bentuk maupun tampilan, jenis material, pengolahan material, maupun teknologi yang dipakai.

Desain yang Kontemporer menampilkan gaya yang lebih baru. Gaya lama yang diberi label kontemporer akan menghasilkan bentuk disain yang lebih segar dan berbeda dari kebiasaan. Misalnya, modern kontemporer, klasisk kontemporer atau etnik kontemporer. Semua menyajikan gaya kombinasi dengan kesan kekinian.

Disain-disain arsitektur cabang dari modern yang lebih komplek dan inovatif biasa juga disebut sebagai disain yang kontemporer. Misalnya, dekonstruksi, post modern, atau modern high tech. Disain Mal eX di Jakarta, misalnya, menampilkan gaya arsitektur Dekonstruksi dan termasuk juga ke dalam gaya kontemporer. Disainnya berupa ; deretan yang berbentuk kubus yang diacak tak teratur; diberi warna berbeda sehingga terlihat atraktif; bentuk jendela tak beraturan di permukaan kubus.

Arsitektur kontemporer menonjolkan bentuk unik, diluar kebiasaan, atraktif, dan sangat komplek. Pewrmainan warna dan bentuk menjadi modal memciptalkan daya tarik bangunan. Selain itu permainan tekstur sangat dibutuhkan. Tekstur dapat diciptakan dengan sengaja. Misalnya, akar rotan yang dijalin berbentuk bidangbertekstur seperti benang kusut. Bisa juga dengan memilih material alami yang bertekstur khas, seperti kayu.

Untuk menciptakan gaya kontemporer, tak harus dengan material baru. Jenis material bangunan boleh sama , tapi dengan disain yang baru.

ARSITEKTUR & DIMENSI RUANG

Sejak dahulu arsitektur sudah dipermasalahkan. Apakah sebenarnya arsitektur itu? Apakah material yang digunakan sebagai parameter untuk menilai suatu karya arsitektur? Tokoh-tokoh yang mengembangkan teori-teori ini mendekati dari berbagai sudut pandang, di antarannya:
1. Luis I. Kahn, arsitektur adalah pemikian yang matang dalam pembentukan ruang. Pembaharuan arsitektur secara menerus adalah disebabkan perubahan konsep ruang (Perspecta, IV.p. 2-3);
2. Le Corbusier, arsitektur adalah penataan beberapa massa yang dengan hebat, tepat dan baik sekali digabungkan dengan cahaya (Toward a new Architecture, p. 14); dan
The Pure form of Architecture
3. William Wayne Caudill, bentuk dan ruang adalah bukan arsitektur. Arsitektur terjadi hanya bila seseorang sedang mengalami atau menikmati bentuk dan ruang tersebut (Architecture by Team, 1971). Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil satu kesimpulan mengenai arsitektur, adalah ruang, massa dan manusia merupakan bagian dalam sebuah karya arsitektur.
Form and space is not architecture
Architecture occurs only when there is a person to experience it

Teori Ruang
Pemikiran mengenai aspek-aspek atau gatra-gatra dari ruang dalam falsafah dan ilmu pengetahuan, sudah dimulai sejak dahulu. Di Timur dikembangkan oleh Lao Tzu dan di Barat dikembangkan oleh Plato.
Pemikiran ruang dari Lao Tzu
Lao Tzu memulai pemikiran ruang ini sejak 550 BC., dengan bukunya yang sangat terkenal ialah TAO THE CHING (The Way of Becoming), ini diklasifikasikan sebagai dasar falsafah Timur. Konsep filosofinya, ialah yang tidak ada adalah yang utama/pokok yang dijadikan bisa diraba dalam bentuk wadah. Ada tiga tingkatan klasifikasi ruang menurut Lao Tzu, yakni 1) Ruang yang dihasilkan dari penggabungan tectonic (ruang yang diakibatkan oleh struktur yang terdiri dari berbagai unsur-unsur kecil, balok, usuk, kolom, dan sebagainya); 2) Ruang yang dihasilkan dari bentuk stereotomic (bentuk yang didapat dari elemen lentur/plastic); dan 3) Ruang-ruang transitional (ruang yang menghubungkan ruang dalam dan ruang luar).
Pemikiran ruang dari Plato
Plato kemudian muncul 200 tahun sesudah Lao Tzu. Pola pemikirannya sangat berpengaruh di Barat. Konsep filosofinya, ialah barang nyata itu bisa dilihat, diraba dan yang ada. Falsafah Plato banyak dilakukan melalui ungkapan fisik dari arsitektur dikenal dengan adanya proporsi, yang diambil dari dasar falsafah cosmis yang telah diterjemahkan dalam doktrin proporsi bangunan. Pengikut Plato banyak ahli-ahli yang bukan hanya arsitek. Seorang pengikut yang menonjol adalah Johan Kepler (1571~1830). Johan Kepler mencoba member batasan pada beberapa unsur yang ada di dunia. Api ---- piramida (4 bidang), Udara ---- octahedron (8 bidang), Bumi ---- Kubus (6 bidang), Cosmos ---- dodecahedron (12 bidang), dan Air ---- icosahedron (20 bidang).
Setelah ada simbol-simbol tersebut di atas orang baru dapat membuat proporsi. Proporsi sendiri dikembangkan oleh Fransesco Giorgi (1925), yang dasarnya mengikuti ratio mathematic/ratio harmonic (harmonic proportion ratio). Fransesco Giorgi selalu menghubungkan proporsi dengan musik.
Oktaf a fifth Bentuk lamda Giorgi
Dengan dasar ini menyarankan bahwa perbandingan lebar panjang dari ruang atau bidang seyogyanya 9:27, karena kalau dikatakan 1:3 tidak harmonis. Mengapa 9:27? Karena Fransesco Giorgi melihat perkembangan pada waktu itu dari alat-alat musik adalah diaposan (diaposan=1 oktaf) dan diapante.
Palladio juga mengembangkan patokan umum dari proporsi arsitektural. Proporsi akan mencakup: lebar, tinggi, dan panjang. Perbandingan panjang dan lebar mempunyai dasar yang kuat untuk menentukan tinggi. Ada tujuh macam bentuk ruang di dalam harmonic proportion, adalah: 1) Bentuk bulat; 2) Segi empat (berarti ada perbandingan yang sama antara lebar dan panjang); 3) Diagonal 1:V2 ; 4) 3:4; 5) 2:3; 6) 3:5; 7) 1:2. Sebenarnya dasar perbandingan lebar dan panjang ini mempunyai dasar yang sangat kuat, kalau menentukan tinggi. Sebagai contoh misal: 1) Ruang lebar 6m, panjang 12m, maka tinggi seharusnya 9m; dan 2) kalau lebar 4m, panjang 9m, maka tinggi seharusnya 6m.
Pitagoras, menggariskan angka pertama karena angka 3 itu mempunyai satu bilangan di depan, satu bilangan di tengah dan satu bilangan di belakang. Kalau kita tidak bisa bandingkan itu, maka kita tidak bisa mencapai keharmonisan. Hukum tradisional Pitagoras adalah:
Rumus-rumus ini adalah rumus harmonic proportion. Ada satu rumus proporsi yang disebut rumus-rumus proporsi, ialah:
Harmonic proportion banyak yang menggunkan pada waktu itu. Ketiga rumus itu sangat dogmatis diikuti oleh semua seniman, baik seni lukis maupun arsitektur semua menggunakan rumus di atas. Sebagai contoh visual, perimbangan yang menyenangkan untuk dilihat dan disebut indah oleh bangsa Yunani dahulu, ialah bentuk empat-persegi dan elipse. Masing-masing mempunyai proporsi 1:1,6 atau kalau dijadikan angka bulat 3:5, perimbangan ini terkenal dengan nama Golden Ratio (perbandingan keemasan).
Penerapan teori proporsi menurut perbandingan keemasan

Kalau kita lihat patokan lain selain proporsi adalah simetri (patokan untuk keindahan). Keduanya mempunyai kekuatan sendiri-sendiri untuk keindahan atau masing-masing mempunyai keindahan sendiri-sendiri. Dengan kata symmetry is the beauty of order Eurythmia ( a symmetry) is the beauty of this position. Dan tidak simetri itu sangat ditentukan oleh proporsi. Simetri jelas kanan dan kiri sama dapat dikatakan seimbang, tidak simetri kanan dan kiri tidak sma dapat dikatakan tidak seimbang. Palladio mengatakan bahwa sebetulnya proporsi memegang rahasia dari seni apapun, jadi kalau kita tidak tahu proporsi tidak tahu akan seni. Johan Kepler merupakan salah satu yang ingin lepas dari proporsi, tetapi masih terpesona dengan bilangan. Dikatakannya pula, bahwa angka, harmoni, dan proporsi memang ada di dalam moral kita, sehingga karakter, sifat, dan affection dari kehidupan manusia banyak ditentukan oleh ketiga hal tersebut. Lebih lanjut, apakah semua proporsi dalam suatu bangunan dapat kita tangkap (dirasakan) dari suatu waktu yang sama. Di luar yang kelihatan hanya tampak, sedang yang di dalam yang kelihatan hanya tembok. Hal ini memberikan suatu kemungkinan bahwa kita dapat menggunakan proporsi berbeda dari bagian yang satu dengan bagian yang lain. Dari ruang pun bisa kita lihat, di antaranya: 1) panjang, lebar, dan tinggi; 2) lobang terhadap dinding; dan 3) massif dan transparan. Ini merupakan suatu ancang-ancang bahwa proporsi itu tidak perlu absolute, proporsi itu seyogyanya relative. Sebagai patokan untuk perancangan arsitektur dengan perbandingan bilangan 1:1,618.
The Golden section (Introduction to ARchitecture Mc Graw-Hill Book Company p.24)

Teori tempat dari Aristoteles
Generasi kedua setelah Plato adalah Aristoteles. Aristoteles mencoba mengemukakan mengenai ruang (topos), dengan memberikan lima karakteristik ruang di antaranya: 1) Suatu tempat adalah yang di kelilingi; 2) Tempat itu bukan bagian dari yang mengelilingi; 3) Tempat dari benda tak lebih kecil atau besar dari bendanya itu sendiri; 4) Tempat itu dapat dipisahkan atau ditinggalkan oleh benda itu; dan 5) Apakah tempat itu yang bergerak akhirnya akan berhenti pada suatu tempat, di mana ia berada. Teori d atas dalam perkembangannya mendapat tantangan besar setelah PD II. Teori tersebut direhabilitir. Salah satu tokoh yang memperkuat teori Aristoteles, adalah Kenzo Tange dari Jepang. Kenzo Tange mengakui pentingnya aspek yang abadi dari batas arsitektur meskipun persyaratan-persyaratan yang dibuat manusia berubah.

Divine space: The gothic light
Teori ini banyak dipengaruhi oleh teologi, terutama teologi nasrani yang mengembangkan gereja. Banyak mazhab yang ada yang paling menonjol adalah gothic light, yang penyelesaiannya banyak dipengaruhi oleh cahaya. Pada waktu itu, bangunan kepercayaan dipengaruhi berdasar penyelesaian idea yang tak teraba (immaterial). Penonjolan dari dari gaya gothic adalah interior yang kemudian dikenal dengan gothic interiordiaphanous structure.
Witelo, adalah seorang arsitek yang mengembangkan teori cahaya dan teori perspektif berdasarkan: adanya keremangan member suasana yang khususk. Beberapa batasan kwalitas dari suasana menurut Witelo, adalah: 1) Diaphanitas = transparan; 2) Densitas = kepekatan; 3) Obscuritas = kurang jelas; dan 4) Umbria = lebih kurang jelas.
Panofski, mengembangkan stein glass untuk teori transparannya. Ada filosofi gereja yang bertentangan dengan Witelo dan Panofski, yang dikenal dengan Agustinian Philosophy. Berpendapat bahwa, manifestasi Tuhan dalam ungkapan ruang adalah cahaya yang langsung. Tokon-tokoh tersebut di atas dalam mengembangkan teori estetisnya melalui penelitian gereja gothic. Teori tersebut dikembangkan karena keterbatasan kosmos.

Ketidak terbatasan ruang dalam alam semesta
Rene Descartes
seorang tokoh dari teori ini mengatakan pendapatnya, De omnibus debutandum: there is only one certainty, namely the fact that one doubt, yang diartikan hanya ada satu kepastian, yakni kenyataan bahwa setiap orang merasa ragu. Dengan pendapat tersebut Rene Descartes membedakan antara conscience (cenderung banyak menyinggung soal moral) dan corporeal ( cenderung banyak menyinggung soal materi).
Isaac Newton, juga mengemukakan pendapatnya mengenai absolute space (space yang tidak dapat diraba, homogen dan terbatas) dan relative space (space yang dapat diukur menggunakan kordinat).
Louis Kahn, mengatakan pendapatnya mengenai arsitektur yang berkaitan dengan teori di atas ialah, arsitektur adalah sesuatu yang tak dapat diukur (immeasurable) menjadi sesuatu yang dapat diukur (measurable).
L. Moholy Magy seorang teoris dari Bauhaus dengan Kinetic Constructive System yang diambil dari hukum fisika mengatakan, bahwa space is the relation between the position of bodies (The New Vision, 1947).

Intuisi metafisika dan isi dari bagian-bagiannya
Teori ruang dari Kant banyak yang menolak di antaranya adalah Leibniz dan Hume. Mengenai ruang, Kant mengatakan ruang memaksa kita akan idea-idea yang sebenarnya nyata, dan tidak berdasarkan sasaran akhirnya. Hal ini akibat pengalaman dari luar. Jadi sebaiknya idea dari ruang sudah harus kita punyai. Kant juga memberikan satu rumusan tentang beauty atau keindahan, yaitu beauty only exists if it creates universal, necessary, and uninterested satisfaction and has purposeness without purpose. Keindahan ini juga dibedakan oleh Kant menjadi: free beauty (Pulchritudo Vaga) dan dependent beauty (Pulchritudo Adhaerens).
Hegel, menekankan bahwa form merupakan ekspresi dari content. Contentnya adalah jiwa atau spirit. Di samping itu, Hegel juga membuat kategori dari art (seni): Arsitektur adalah seni yang paling rendah, karena arsitektur banyak menggunakan bahan. Sedangkan yang paling tinggi adalah poetry karena ia immaterial (tak bisa diraba). Para tokoh arsitek berpendapat; baik arsitektur, poetry atau apapun yang termasuk seni, adalah merupakan total work of art (Gesamkunst work).
Akhirnya, muncul mazhab dalam arsitektur di antaranya Expressionism, Suprematism, Constructivism, Neo-Plasticism dan Bauhaus School. Mereka akan membawa seni visualnya sendiri-sendiri termasuk arsitektur.
Intuisi metafisik dari Kant banyak yang menentang, namun pada hakekatnya teori ini dapat dipertahankan sekitar abad ke-17 dan ke-18.

Rangkaian kesatuan ruang = waktu
Teori ini didasarkan pada perkembangan ilmu yang tidak langsung menyinggung arsitektur, dan dikembangkan atas dasar teori relativitas. Dengan adanya teori ini konsep Newton mengenai absolute space mulai runtuh. Teori ini dikembangkan pada tahun 1918, maka pada tahun tersebut akan ditemukan teori-teori arsitektur baru.
Faraday dan Maxwell (ahli fisika), menghancurkan teori absolute space dengan The static three – dimensional concept of space yang diartikan sebagai, bahwa ruang ditentukan oleh tiga dimensi yang statis. (Herman Weyl, Space Time – Matter 1922)
Teori Albert Einstein mengenai ruang (space), adalah ruang itu mempunyai medan nyata, dan bukan suatu ruang yang kosong. Dengan demikian, beda konsep statis adalah panjang, lebar, tinggi + waktu (parameter 3 demensi). Space (median) ditambah dengan waktu, kalau kita perhatikan merupakan salah satu parameter yang sukar diukur. Sebagai contoh: Ruang ini 5 menit yang lalu kosong sekarang penuh, impact dan dampact yang lalu dan sekarang lain, volumenya juga lain. Konsep ruang dari Albert Einstein, ialah: 1) Konsep Aristoteles mengenai ruang adalah tempat; 2) Ruang merupakan isi dari seluruh materi benda; dan 3) Ruang mempunyai 4 medan dimensional.
Sampai saat ini teori space (ruang) belum berkembang, kenyataannya arsitektur pada sat ini scara simultan merupakan penggabungan dari tiga macam space. Maka dari itu, teori ini dimasukkan dalam continuum (rangkaian kesatuan). Hal ini merupakan tujuh dasar teori dari space, kalau kita percaya bahwa ruang adalah arsitektur, maka ketujuh teori ini adalah filosofinya. Perkembangan-perkembangan pemikiran daripada ruang yang berkembang di Prancis, Inggris, dan Jerman merupakan perkembangan falsafah yang didapat dari pengolahan ketujuh teori di atas.

Materialisme dan penggunaan 3 demensi ruang
Gottfried Semper, merupakan arsitek pertama yang mengakui bahwa bahan metal mempunyai potensi yang besar dalam arsitektur. Oleh karena itu, Gottfried Semper mencoba dalam ungkapan arsitektur menggunakan bahan-bahan yang telah ada (batu, kayu, baja, dan lain sebagainya), tetapi juga menggunakan textile, ceramic, tectonic, dan stereotomic. Dikatakan bahwa bahan bangunan utama yang selalu berlomba dalam ungkapan arsitektur, fleksibilitas dan lain sebagainya adalah kayu, baja, dan beton. Rumusan Gotffried Semper:
Y = F (x, y, z, etc)
Y = Total result (Arch)
F = fungction
x,y,z = variables.
Fungsi dari variabel yang ada dalam arsitektur termasuk komponen yang ada (bahan). Variable-variabel tersebut akan banyak dipengaruhi oleh bahan bangunan baru, oleh tujuan perancangan dan teknik pembangunan. Mengenai konsep ruang dari arsitektur, Gotffried Semper memperhatiakn adanya 3 demensi, ialah:
Arah sangat penting karena unsur di alam ini mempunyai arah sendiri-sendiri:

Jadi masing-masing mempunyai a fital force:

WAJAH ARSITEKTUR WAJAH MASYARAKAT

Wajah Arsitektur, Wajah Masyarakat

APA yang akan kita dapat dari foto sebuah bangunan? Rasa keindahankah? Atau ide baru? Atau bahkan tidak ada kesan sama sekali?

Foto sebuah bangunan, dalam hal ini fotografi arsitektur, punya kekhususan dibandingkan fotografi lainnya. Sama seperti fotografi makanan, fotografi arsitektur "merekayasa sesuatu" untuk mendapatkan kesan tertentu dari orang yang menyaksikan foto tersebut.

Dalam fotografi makanan, orang yang melihat foto harus tertantang untuk berselera, atau bahkan menjadi lapar. Maka sering makanan yang dipotret harus diwarnai dengan zat warna tertentu untuk mendapatkan efek lezat tersebut. Bahkan sang fotografer makanan biasanya dipilih dari orang-orang yang memang gemar makan enak.

Sedangkan dalam fotografi arsitektur, jiwa sebuah bangunan harus terekam dalam foto arsitektur tersebut. Jiwa sebuah bangunan bisa terekam cuma dari sepotong bagian bangunan, namun bisa juga dari komposisi sang bangunan terhadap lingkungan sekitar.

Dari sisi ini, fotografi arsitektur yang berhasil seharusnya dilakukan oleh orang yang memang berkecimpung dalam dunia arsitektur. Secara tidak langsung, sebuah fotografi arsitektur akan sangat berguna bagi para pelaku arsitektur juga.

Maka, pameran fotografi arsitektur bertajuk The Spirit of Time yang digelar di gedung World Trade Center, Jakarta, 23-29 Februari lalu bisa dikatakan sebagai sebuah sajian fotografi arsitektur yang mengena. Selain Yori Antar, sang fotografer adalah arsitek yang sangat aktif berkarya, obyek-obyek yang ditampilkan pun adalah obyek-obyek yang signifikan dalam dunia arsitektur, baik di Indonesia maupun mancanegara, dalam rentang waktu 15 tahun terakhir.

Hal lain yang perlu dicatat dari pameran ini adalah, mulainya fotografi arsitektur memasyarakat. Sampai saat ini memang cabang fotografi ini baru dikenal di lingkungan kecil, yaitu para pelaku arsitektur. Di Indonesia pun, baru di tahun ini ada kalender yang gambarnya khusus menyajikan sisi arsitektur bangunan, yaitu yang dilakukan Kedutaan Besar Jerman di Jakarta.

Menurut Yori, sebuah bangunan mempunyai "jiwa" yang ditanamkan perancangnya. Sebelum memotret, kata alumnus UI ini, ia mencari dulu jiwa sang bangunan. Setelah didapat, barulah ia menentukan posisi, waktu dan sudut pemotretannya.

Sukses sebuah fotografi arsitektur ditentukan seberapa jauh sang foto memberi info lengkap tentang bangunan tiga dimensi yang cuma disajikan dalam bentuk dua dimensi ini. Dalam hal foto-foto Yori Antar, terlihat sekali kepekaan sang fotografer memilih saat pemotretan. Yori tampak sadar sekali menunggu jatuhnya bayangan yang tepat pada sebuah bangunan untuk menampilkan kedalaman tertentu.

Akhirnya, fotografi memang sangat subyektif. Bagaimana pun, upaya Yori berceritera dan melapor dengan foto-fotonya sangat memperkaya kita. Banyak sekali bangunan luar biasa yang ternyata ada di Indonesia dilaporkan Yori. Kita telah belajar sekaligus merasa memiliki banyak hal baru. Fotografi arsitektur memang merekam wajah berbagai macam masyarakat

BANGUNAN

BANGUNAN adalah produksi manusia yang paling kasat mata. Namun, kebanyakan bangunan masih dirancang oleh masyarakat sendiri. Sehingga peran arsitek tersisih dalam produksi bangunan. Keahlian arsitek hanya dicari dalam pembangunan tipe bangunan yang rumit, atau bangunan yang memiliki makna budaya atau politis yang penting. Dan inilah yang diterima oleh masyarakat umum sebagai arsitektur.

Peran arsitek, meski senantiasa berubah, tidak pernah menjadi yang utama dan tidak pernah berdiri sendiri. Selalu akan ada dialog antara masyarakat dengan sang arsitek. Dan hasilnya adalah sebuah dialog yang dapat dijuluki sebagai arsitektur, sebagai sebuah produk dan sebuah disiplin ilmu. Padahal arsitektur adalah hal sehari-hari yang dekat dengan kita.